DENPASAR (Bisnis.com): PT Hino Motor Manufacturing Indonesia (HMMI),
produsen kendaraan truk merek Hino, memperluas pasar dengan menjajaki
segmen baru dengan memasok sasis dan mesin mobil militer nasional.
Presiden Komisaris PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) Gunadi Sindhuwinata
mengatakan sasis dan mesin Hino dinilai pas untuk memenuhi kebutuhan mobil
militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena memiliki tingkat kandungan
lokal yang tinggi.
"Hino dipilih karena kandungan lokalnya tinggi, mencapai 70%. Sasis dan
mesin bisa saja disuplai merek lain asalkan local content-nya tinggi,"
katanya ketika dikonfirmasi, hari ini.
HMMI merupakan perakit kendaraan truk Hino dengan fasilitas pabrik di
Purwakarta, Jawa Barat. Adapun HMSI adalah pemasar kendaraan Hino.
Gunadi menegaskan kendaraan militer harus memenuhi kandungan lokal hingga
75%. Sementara itu, sasis keluaran Hino saat ini menggunakan baja produksi
PT Krakatau Steel, BUMN baja nasional.
Gunadi yang juga selaku Ketua Umum Asosiasi Industri Pertahanan Otomotif
(AIPO) mengatakan kendaraan militer nantinya akan dirakit oleh perusahaan
lokal berdasarkan spesifikasi dari Kementerian Pertahanan.
Gunadi menegaskan, mobil militer nantinya akan dirakit oleh perusahaan
lokal dengan spesifikasi dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Beberapa
perusahaan 'plat merah' dikabarkan siap terjun untuk ikut menggarap proyek
ini, antara lain PT Dirgantara Indonesia (DI) dan PT Pindad.
Selain itu, beberapa perusahaan swasta juga siap terjun ke proyek ini
dengan melebur ke dalam AIPO.
"Seluruh anggota asosiasi tengah mengembangkan produk kendaraan khusus
militer. Untuk prototipe yang disiapkan, menggunakan pasokan sasis dari
Hino yang sudah diproduksi lokal," jelasnya.
Dalam menciptakan produk ini, lanjut Gunadi, asosiasi juga menggandeng PT
Pindad dan perusahaan karoseri nasional untuk memenuhi kebutuhan kendaraan
militer domestik.
Setidaknya sekitar 9-12 varian akan diciptakan, dimana satu unit prototipe
kendaraan menyerap kebutuhan dana mencapai lebih dari Rp1 miliar. Nilai
kendaraan tersebut diharapkan terus menurun, seiring permintaan yang
diproyeksikan bertumbuh sehingga skala ekonomis terpenuhi.
"Prototipe mobil militer telah diproduksi. Untuk produksi perdana kendaraan
militer ini diharapkan terwujud pada tahun ini. Produsen, tinggal menunggu
pencairan anggaran dari Kemenhan," tukasnya.
Gunadi melanjutkan, potensi pasar mobil militer diperkirakan mencapai
sekitar 3.000 unit per tahun secara nasional.
Dengan produk ini, tegas Gunadi, kebutuhan kendaraan militer yang masih
banyak dipenuhi dari pasar impor diharapkan bisa dialihkan ke industri
lokal secara perlahan. (mrp)