Sunday, 21 November 201 Koran Seputar Indonesia | |
Dampak dari tsunami finansial akhir 2008 yang dimulai dari Amerika Serikat (AS) terhadap ekonomi dunia––tidak terkecuali Indonesia––telah memorakporandakan pasar automotif kita di akhir tahun tersebut dan tahun berikutnya. PADA 2009 telah terjadi penurunan permintaan pasar untuk roda dua hingga -6% dan roda empat hingga -22%. Padahal proyeksi para pelaku usaha adalah siap-siap untuk membesarkan pasokan paling tidak 15% dari tahun sebelumnya. Beruntung kondisi pasar yang sangat buruk dapat cepat pulih, berkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat baik dibanding negara-negara tetangga maupun negara lain.Indonesia mempunyai kekuatan pasar domestik yang relatif kuat, secara kebetulan ketergantungan kita pada pasar ekspor hanya berkisar 20%. Keadaan ini membuat ekonomi kita masih dapat tumbuh 4,5% pada 2009 dan 2010 diprediksi mendekati 6% atau mungkin lebih. Menguatnya mata uang rupiah terhadap dolar AS membuat harga produk automotif cenderung stabil. Ini berujung pada peningkatan pendapatan masyarakat yang diiringi dengan terkendalinya inflasi pada 5,3% dan suku bunga yang terus diperketat dan berkisar pada 6,5%, dan meningkatnya daya beli kita. Perbaikan kondisi pasar automotif semester II/2009 berlanjut hingga 2010. Pasar automotif di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat mengesankan,yaitu 22% untuk sepeda motor dan 49% untuk segala kategori kendaraan roda empat. Hasil yang dicapai tahun ini akan berkisar pada 7.200.000 unit dari 6.280.799 unit untuk sepeda motor dan 720.000 unit dari 483.548 unit untuk mobil. Hal ini dipertegas dari hasil penelitian 2009 atas pola konsumsi masyarakat kita terhadap produk barang hasil industri manufaktur. Sepeda motor menjadi pilihan pertama dari daftar belanja rumah tangga yaitu 5.884.000 unit disusul televisi dengan 3.386.000 unit. Pada peringkat tiga, empat, dan lima masing-masing almari pendingin dengan 2.486.000 unit, mesin cuci 1.227.000 unit, disusul pengatur udara (air conditioner) 1.211.000 unit. Di peringkat keenam adalah kendaraan bermotor roda empat dengan 486.000 unit. Skala prioritas belanja ini diharapkan akan berlanjut, dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah sebesar 6,3%, inflasi pada kisaran 5,3% dan nilai tukar dolar AS yang bertengger pada kisaran Rp9.300. Pada 2011 diharapkan pasar akan tumbuh berkembang sebesar 12–15% untuk mobil maupun sepeda motor. Suatu puncak pencapaian industri automotif kita dengan masing-masing 850.000 unit dan 8.050.000 unit. Angka ini belum termasuk ekspor khususnya kendaraan bermotor roda empat yang umumnya dari jenis MPV dan sebagian komponen kendaraan komersial ke mancanegara, yang saat ini telah merambah ke tidak kurang dari 80 negara tujuan ekspor di ASEAN,Asia,Pasifik, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan. Jumlah unit ekspor kita berkisar pada 10% dari total volume pasar domestik. Ini berarti tidak kurang dari 80.000 sampai 85.000 unit CBU atau diperkirakan sebesar USD850.000.000. Bila ekspor untuk kendaraan bermotor roda empat cenderung meningkat dan mencapai 10% lebih, sebaliknya ekspor untuk kendaraan bermotor roda dua hanya berkisar 1%.Hal ini lebih karena pada umumnya negara tujuan ekspor produk automotif merupakan negara-negara berkembang yang mempunyai karakter pengembangan industri mirip dengan negara kita. Negara-negara tersebut pada umumnya juga mempunyai program pengembangan industri sepeda motor. Prospek Tahun 2011 Volume pasar 2010 mencapai rekor pertumbuhan yang berkesinambungan dan sangat baik sejak krisis finansial terjadi pada 2008. Dengan kebutuhan yang sangat potensial, ke depan kita masih akan menikmati suatu perkembangan pasar yang positif di tingkat 10–15%.Hal ini dipastikan masih akan berlangsung lama, dilatarbelakangi jumlah penduduk yang banyak dan parameter ekonomi yang menunjang. Pertumbuhan ini dapat dibandingkan dengan negara tetangga berdasarkan kekuatan ekonomi dan jumlah penduduk. Seperti pada pembukaan disebutkan, pada 2011 pasar diproyeksikan optimistis akan mencapai masing-masing 850.000 unit dan 8.050.000 unit. Perlu pula digaris bawahi bahwa pangsa dan kekuatan pasar dalam negeri kita di masing-masing daerah meningkat terus. Hal ini menandakan bahwa distribusi kesejahteraan dan pendapatan masyarakat cenderung menuju ke pemerataan.DKI Jakarta dan Jawa Barat khususnya serta Jawa pada umumnya merupakan pasar terbesar pangsanya dibanding provinsi- provinsi lain.Namun, beberapa tahun terakhir ini justru menurun dari semula pada 25–30% menjadi tingkatan 15% saja, sedangkan daerah lain lambat laun merangkak naik dengan tambahan paling tidak 0,5% tiap tahun. Supaya kita tetap dapat menjaga pertumbuhan positif, perlu kiranya dengan segala upaya meningkatkan efisiensi pasokan barang. Biaya logistik harus terus diupayakan dapat menurun. Hal ini tentu dapat dilakukan dengan meningkatkan kelancaran lalu lintas menghilangkan simpul-simpul kemacetan lalu lintas dengan manajemen transportasi yang baik dan infrastruktur jalan raya yang memadai, termasuk jenis infrastruktur fisik lain yang penting misalkan energi, kapasitas bongkar muat pelabuhan, dan sebagainya. Selain itu, perlu juga dihindari pembuatan kebijakan yang dapat mengakibatkan menurunnya permintaan pasar. Infrastruktur nonfisik yang menghambat kemajuan industri dan meningkatkan ekonomi biaya tinggi harus terus diupayakan dihilangkan. Kebijakan mengenai bahan bakar minyak (BBM) misalnya yang sangat esensial bagi automotif harus disusun secara cermat dan dalam suatu visi jangka panjang. Bila pertumbuhan pasar terus berlanjut, sangat diperlukan tambahan investasi industri manufaktur. Dalam hal ini berkaitan pula dengan banyaknya konsesi bea masuk yang diberikan perjanjian bilateral tentang perdagangan, sangat penting untuk mempertahankan daya saing industri kita. Bila ini tidak terjadi,Indonesia yang mempunya potensi pasar yang besar hanya akan menjadi pasar oleh industri luar negeri. Selanjutnya akan menjadi pertanyaan besar, dari manakah kita dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila kita hanya dapat berkonsumsi ria.Semoga!! (*) DR ING GUNADI SINDHUWINATA Presiden Ikatan Ahli Teknik Automotif Indonesia |
Hino New Generation Ranger pertama di dunia, hadir di Indonesia!
PERTAMA DI DUNIA!
Kamis, 25 November 2010
Prospek Industri Automotif Indonesia 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar