Hino New Generation Ranger pertama di dunia, hadir di Indonesia!

Prestasi membanggakan Hino Indonesia sebagai pusat otomotif dunia dengan Grand Launching HINO NEW GENERATION RANGER.....

PERTAMA DI DUNIA!

Rabu, 18 November 2009

Jatuh cinta habis-habisan pada BUS UMUM



KALAU ANDA naik bus, baik itu bus dalam kota ataupun bus antarkota, pernahkah bertanya-tanya mesin apa yang digunakan oleh bus yang Anda tumpangi tersebut? Atau, pernahkah Anda merasa penasaran siapa, sih, yang membuat karoseri bus yang Anda tumpangi? Biasanya, hal-hal seperti itu jarang terlintas di benak orang. Kebanyakan orang pasti berkomentar, ngapain sih repot-repot memikirkan hal seperti itu? Bahkan, begitu kaki menjejak di atas bus untuk perjalanan panjang, banyak orang yang pilih langsung terlelap ketimbang bertanya-tanya. Tapi, jangan kira semua orang seperti itu.

Ternyata ada pula orang yang memperhatikan dengan detail seluk-beluk bus. Mereka ini adalah para penggila bus. Mereka hapal segala jenis mesin bus, baik mesin Mercedes Benz, Hino, Scania, ataupun Volvo. Bahkan, "Kadang sampai hapal nama sopir dan trayeknya ke mana saja," imbuh Cahyo

Setiabudi, salah seorang penggemar bus. Jumlah pecinta bus seperti ini ternyata lumayan banyak. Latar belakang mereka juga bermacam-macam, mulai dari anak sekolah sampai orang yang berusia lanjut. Satu kesamaan di antara mereka, para penggila bus ini umumnya adalah orang-orang yang memang terbiasa naik bus. Misalnya saja Cahyo. Pria berusia 34 tahun ini mengaku menggemari bus sejak masih kecil. Maklum, Cahyo besar di Madiun, sementara orangtuanya tinggal di Jakarta. Karena itu, Cahyo cukup sering bepergian naik bus di jalur Madiun-Jakarta.

Para penggila bus ini kemudian membentuk komunitas yang bernama BMC, singkatan dari Bus Mania Community. "Ini komunitas penggila bus. Anggotanya tahu segala macam soal mesin bus, karoseri, sasis, nama-nama perusahaan bus, dan trayek-trayeknya," sebut Cahyo yang menjabat sebagai Ketua Adhoc BMC.
Komunitas para penggemar bus ini sebenarnya masih terbilang baru. BMC ini berdiri pada tanggal 3 April 2007. Yang tak kalah menarik, sejarah terbentuknya komunitas juga cukup unik. Komunitas ini berawal dari curhat Anjar Priandoyo di blog-nya. Sewaktu pulang mudik, pelipis Priandoyo terluka karena terantuk sudut pembatas antara kaca dan dinding bus. Curhat Priandoyo ini mengundang ratusan komentar. Buntutnya, malah terjadi diskusi tentang bus di blog Priandoyo tadi. Kopi darat di terminal Lewat diskusi itu, para penggemar bus pun bertemu. Akhirnya, beberapa penggemar bus sepakat untuk membuat mailing list yang membahas mengenai bus.

Tanggal 3 April 2007, lahirlah milis bus mania. "Waktu pertama saya bikin milis, anggotanya cuma lima orang," kenang Suhargo Gentur, salah satu pendiri BMC. Perlahan tapi pasti, anggota milis bus mania bertambah. Saat ini yang menjadi anggota lewat milis busmania@yahoogroups.com saja sudah mencapai 588 orang, tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Anggota komunitas ini berasal dari berbagai latar belakang, sebutlah pelajar, pegawai negeri, sampai eksekutif perusahaan, bahkan pengemudi bus.

Para anggota BMC biasanya berdiskusi dan bertukar informasi lewat milis busmania@yahoo-groups.com. Milis ini terhitung cukup aktif. Dalam sebulan ada 1.500 e-mail posting. Obrolan mereka, ya, sudah pasti tidak jauh-jauh dari soal bus. Mereka bisa asyik berbincang soal mesin bus, karoseri, layanan perusahaan bus, sampai perkembangan terbaru dalam teknologi bus. "Kami juga bicara minibus, miniatur bus, bus di luar negeri, dan sebagainya," ungkap Ferdinand, salah satu anggota BMC.

Anda mungkin bingung, apa sih menariknya membicarakan soal bus? Menurut para anggota BMC, sebenarnya membicarakan bus itu tidak beda dengan membicarakan mobil biasa atau sepeda motor. "Apa yang kami lakukan sama saja dengan komunitas otomotif lain, cuma kendaraannya saja yang lebih besar," kata Gentur. Dus, "Yang menarik dari bus itu sama saja dengan otomotif lainnya," tambah Gentur.

Pertama, teknologi yang digunakan. Kedua, modifikasinya. Ketiga, desain dan warna bodi bus. Sebagai tambah-an, "Kami juga memperhatikan standar kenyamanan dan pelayanan dari masing-masing operator bus," ujarnya lagi. Walaupun masih terhitung muda, BMC sudah mempunyai seabrek kegiatan. Sebagaimana lazimnya komunitas, para anggotanya juga kerap kopi darat. Hanya, sesuai dengan hobi para anggota BMC, kopi darat anggota komunitas dilakukan di terminal bus. Misalnya saja, para anggota BMC yang berasal dari Jakarta kerap nongkrong di Terminal Bus Rawamangun.

BMC juga sudah menggelar Jambore Nasional I. Ide ini muncul dari hasil kopi darat beberapa anggota BMC di Jakarta. "Awalnya kami mau mengadakan jambore di Jakarta, tapi anggota yang dari Malang dan Bali protes karena kejauhan," kisah Gentur. Walhasil, Jambore Nasional I BMC akhirnya diadakan di Kudus, tanggal 1 Juli 2007. Acara ini diikuti oleh para anggota BMC dari Jakarta sampai Bali. Hebatnya, jambore yang diadakan BMC ini bukan sekadar kumpul-kumpul dan temu kangen.

Para anggota BMC juga mengunjungi markas PO Nusantara, salah satu perusahaan bus asal Kudus. Nah, saat mengunjungi PO Nusantara ini, para anggota BMC mendapat pengalaman yang tidak terlupakan. Pasalnya, pemilik PO Nusantara mengizinkan anggota BMC untuk mencoba mengemudikan bus. Selain mengunjungi PO Nusantara, BMC juga pernah mengunjungi PO Sumber Alam, perusahaan bus asal Kutoarjo, Jawa Tengah, dan perusahaan karoseri Rahayu Santosa di Cibinong, serta pabrik United Tractor. Dalam kunjungan-kunjungan tersebut, anggota BMC bisa berdiskusi langsung dengan para pengusaha bus. Mereka juga mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai seluk-beluk dunia bus. Tentu saja tidak lupa, "Kami juga foto-foto," kata Cahyo sambil terkekeh.
Beberapa anggota BMC pun melakukan touring sendiri. Naik bus, tentu saja. "Jadi, kami sengaja naik bus tertentu ke tujuan tertentu, terus pulangnya naik bus yang lain," ujar Cahyo. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu kualitas pelayanan dan kenyamanan bus yang digunakan. Hasil dari touring dan pengalaman menggunakan jasa perusahaan bus tertentu ini kemudian dibagikan kepada anggota BMC lewat milis. "Ini bisa jadi semacam referensi buat orang yang ingin pergi ke suatu tempat, enaknya pakai bus yang mana," tandas Gentur. Selain itu, para anggota BMC seringkali mencoba membuktikan referensi yang diberikan oleh anggota lainnya.
Misalnya, pernah ada yang mencoba menggunakan bus ke Jawa Timur bolak-balik tanpa bermalam. Walaupun gemar mencoba menggunakan berbagai macam perusahaan bus, biasanya para anggota BMC tetap punya bus favorit. Jadi, jangan heran kalau bertemu dengan bus favoritnya, anggota BMC langsung menyempatkan diri untuk berfoto di samping bus tersebut. Bahkan, "Kalau fanatik, sopirnya pun diajak foto," beber Cahyo. Kenal mesin dan suara Selain itu, kalau sudah ahli soal bus, para penggemar bus bisa membedakan bus yang satu dengan bus yang lain hanya dengan melihat coraknya, walaupun bus tadi masih cukup jauh untuk bisa dilihat dengan jelas. Bahkan, penggemar bus yang sudah ahli bisa pula membedakan jenis mesin bus hanya dengan mendengarkan suaranya. Malah, ada penggemar yang bisa tahu mesin tersebut buatan tahun berapa. "Itu seninya memahami soal bus," papar Gentur. Ingin memiliki kemampuan seperti itu? Biasanya, seseorang bisa mengenali bus hanya dengan melihat sekilas atau mendengar mesinnya kalau dia sering bepergian menggunakan bus. Selain itu, orang tersebut sering mengamati bus. Hal itulah yang dilakukan oleh para anggota BMC. Saat menggelar kopi darat di terminal, para anggota BMC mengamati berbagai bus yang ada di sana, khususnya bus-bus antarkota. Maklum saja, setiap bus biasanya memiliki ciri khas. Nah, kalau Anda tertarik menjadi anggota komunitas BMC, Anda tinggal bergabung dengan milis busmania@yahoogroups.com. Simpel, kan? Cuma, apa keuntungannya bergabung di komunitas ini? "Pertama, mereka bisa tahu, perusahaan bus mana saja yang bonafid dan tidak," sebut Gentur. Maklum, di milis BMC ini banyak informasi mengenai perusahaan bus, termasuk mengenai harga tiket dan trayek bus. Yang kedua, para anggota komunitas BMC bisa mendapatkan banyak pengetahuan mengenai dunia bus. Apalagi, teknologi di dunia bus semakin canggih. Tentu saja, seperti layaknya komunitas lain, di sini Anda juga bisa menambah teman. "Di komunitas ini bisa tambah teman dan saudara," ujar Cahyo. Plus, Anda juga bakalan sering jalan-jalan bila bergabung di BMC. Eh, maksudnya, jalan-jalannya naik bus.

Segudang Kegiatan Menanti di BMCJIKA ANDA bergabung bersama Bus Mania Community alias BMC , sejumlah aktivitas yang menyenangkan menanti Anda. Dari yang sudah-sudah, BMC punya banyak kegiatan. Misalnya, kunjungan ke perusahaan operator bus dan perusahaan karoseri.Nanti, dengan adanya kepengurusan dan sistem organisasi yang lebih teratur, BMC berencana memberikan kartu untuk tiap anggotanya. Nantinya, BMC akan mengupayakan supaya kartu anggota tersebut juga bisa menjadi semacam kartu diskon tiket bus.Selain itu, BMC juga mencoba memberi manfaat bukan hanya kepada para anggotanya, melainkan juga kepada masyarakat umum. "Kami mau membuat semacam standardisasi pelayanan untuk operator bus," papar Cahyo Setiabudi, Ketua Adhoc BMC.Dus, Cahyo berharap agar rekomendasi BMC tadi menjadi semacam panduan buat para pengguna bus. Selain itu, rekomendasi BMC juga bisa mendorong perusahaan operator bus untuk meningkatkan pelayanannya.BMC pun berusaha menyebarluaskan informasi mengenai seluk-beluk dunia bus kepada publik. Untuk itu, para pendiri BMC kemudian juga membuat divisi bisnis. Dari divisi bisnis ini kemudian mereka membikin majalah yang mengulas seluk-beluk bus. Majalah ini bernama Bus Magazine, diterbitkan oleh PT Busmania Indonesia, yang sahamnya dimiliki oleh beberapa pendiri BMC.Gentur berharap, majalah tentang bus ini tidak hanya menjadi media informasi bagi penggemar bus, tapi juga dapat memajukan sarana transportasi sebagai penghubung antardaerah di Indonesia. "Kami berharap dunia transportasi bus di Indonesia berkembang sebagai sarana transportasi yang populer dan bermanfaat bagi masyarakat," beber Suhargo Gentur, salah satu pendiri BMC.Sebenarnya, majalah tentang bus ini dijual umum. Hanya, masih agak susah untuk menemukan majalah ini di kios-kios koran dan majalah. Pasalnya, peredaran majalah tersebut juga masih terbatas. "Kami menjual majalah lewat teman-teman. Kami titipkan untuk dijualkan," kata Gentur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar