PT Freeport Indonesia mengaku tengah melakukan studi bersama PT Aneka Tambang (Antam) membangun pabrik pemurnian bahan mineral mentah atau smelter. Rencananya akhir Januari 2014 Feasebility Studies (FS) ini sudah bisa selesai.
"Saat ini kami sedang melakukan studi salah satunya dengan Antam. FS-nya selesai bulan ini. Lokasi belum tahu, nilainya belum," kata Direktur Utama Freeport Rozik Soetjipto saat acara Indonesia Investor Forum 3 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Dia mengatakan, pihaknya bakal meniru smelter garapan China untuk menjadi acuan pembangunan smelter yang bernilai tambah. Pasalnya, hingga saat ini baru China yang mampu memproduksi olahan bahan mineral dan berdaya saing.
"Apa yang terjadi di China bisa kita tiru sehingga proyek bisa layak secara komersial. Secara umum hanya China yang mampu memproduksi dan bersaing karena industri hilir di China sudah begitu maju dan luas mereka menyerap semua produksi yang dibangun," jelas dia.
Rozik mengungkapkan, dengan pembangunan smelter ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah baik untuk perusahaan maupun negara.
"Saya juga kecewa kenapa kita tidak bisa memberikan lebih kepada kepentingan negara dan masyarakat," katanya.
Namun begitu, Rozik menyebutkan jika perseroan selama ini sudah memberikan kontribusi kepada negara dengan investasi smelter yang sudah dibangun dari tahun 1997 lalu di Gresik, Jawa Timur.
"Freeport bekerja dalam suatu kontrak karya, di situ kewajiban-kewajiban jelas, tercantum di kontrak wajib membangun pabrik pengolahan dan pemurnian dan sudah dilakukan 1997 di Gresik. Kebijakan baru pemerintah UU No. 4 Tahun 2009 juga mewajibkan itu. Harapan kita bisa mengolah lebih lanjut ke hilir," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar