Senin, 21 Desember 2009

Mengulang SUKSES lewat kolaboarsi TOYOTA-HINO

Senin, 21/12/2009

Tren strategi konsolidasi untuk meningkatkan efisiensi produksi di tengah persaingan pasar otomotif yang kian ketat, tampaknya menjadi solusi yang paling masuk akal.

Lewat strategi ini, ini pengembangan model dan rekayasa teknologi menjadi lebih fokus.

Dengan cara ini, agen tunggal pemegang merek (ATPM) bisa lebih fokus pada pemasaran produk dan mengembangkan pasar.

Langkah ini, tampaknya sudah menjadi bagian strategi global Toyota Motor Corporation (TMC) dalam mengembangkan pasar dan model-model baru di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Setelah sukses mengembangkan produk kolaborasi dengan Daihatsu lewat Avanza dan Xenia, serta Rush dan Terios, TMC kembali melakukan langkah serupa.

Pekan lalu, TMC dan Hino Motors Limited (Hino) meresmikan pelepasan unit truk ringan hasil pengembangan bersama di pabrik Hino di Purwakarta, Jawa Barat.

Konsolidasi tersebut sekaligus mengakhiri produksi truk kecil Toyota Dyna pada pabrik perakitan sebelumnya di PT Sugity Creative Indonesia.

Hino dan Daihatsu memang berada dalam satu naungan bendera Toyota Group. Toyota memegang 50,11 % saham di Hino Motors dan 51,19% saham pada Daihatsu Motors Company (DMC).

Produsen mobil terbesar asal Jepang ini menempuh langkah konsolidasi produksi truk ringan kapasitas 2 ton (light truck) dengan tujuan optimalisasi struktur produksi Toyota Group di Indonesia.

Untuk memproduksi truk Dyna, Toyota memanfaatkan pabrik PT Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) yang selama ini menghasilkan truk Dutro, yang berada di kelas yang sama dengan Dyna.

Dengan kolaborasi ini, Hino Motors melalui anak perusahaannya di Indonesia yakni HMMI menambah kapasitas produksi dari 10.000 unit per tahun menjadi 35.000 unit per tahun.

HMMI juga melakukan perluasan bangunan pabrik dari hanya 23.000 meter persegi menjadi 53.404 m2, dengan total luas pabrik 120.000 meter persegi. Total investasi yang dibenamkan untuk mengejar ekspansi kapasitas tersebut sebesar US$33 juta.

"Kerja sama Toyota dan Hino sudah dilakukan di beberapa negara untuk produksi bersama suku cadang maupun kendaraan secara utuh. Ini merupakan joint development kedua perusahaan, termasuk di Indonesia dengan memproduksi truk," kata Managing Director TMC Matsuhiro Sonoda, pekan lalu.

Sonoda meyakini konsolidasi produksi truk ringan dengan Hino sebagai spesialis pabrikan kendaraan komersial, akan menghasilkan optimalisasi dan efisiensi struktur biaya pembuatan truk bagi Toyota Group di Indonesia. Langkah ini sekaligus menjadikan HMMI sebagai pabrik Hino terbesar dan pertama kalinya memproduksi kendaraan untuk TMC di luar Jepang.

Presiden Hino Motors Limited, Yoshiro Shirai menambahkan komposisi kepemilikan saham HMMI yakni 90% dimiliki Hino Motor Ltd dan 10% PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. "Jadi, investasi kali ini tidak dilakukan langsung oleh TMC tapi melalui Hino."

Pabrik terlengkap

President Director PT HMMI, Kenji Ohara mengatakan penambahan produksi truk ringan di pabriknya menjadikan Hino Indonesia sebagai produsen truk terlengkap, mulai dari truk ringan, sedang, berat dan bus.

Dengan ekspansi pabrik yang dimulai pada 2007, Hino berambisi meningkatkan pangsa pasar Dutro dan Dyna mencapai lebih dari 26% di segmen pasar truk ringan di Indonesia.

Peningkatan penjualan Hino di Tanah Air pun diharapkan mendukung kinerja prinsipal di pasar global.

Sebagai pasar terpenting di luar Jepang, Hino mematok pertumbuhan penjualan merek di pasar internasional termasuk Indonesia pada 2010 minimum 20%. Pada 2008, Hino memproduksi sebanyak 90.000 unit kendaraan secara global, di mana 10.000 unit di antaranya berasal dari pabrik di Indonesia.

Lahir dari satu pabrik yang sama, President Commisioner HMMI Toshiro Mizutani menegaskan tidak ada pembagian produksi antara Toyota Dyna dan Hino Dutro. Volume produksi masing-masing merek didasarkan pada kebutuhan pemenuhan setiap diler.

Direktur Utama PT Toyota Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan Danusasmita menjelaskan dengan memanfaatkan fasilitas produksi Hino, kolaborasi ini akan menghasilkan sedikitnya 12 varian truk ringan.

Merek Dyna maupun Dutro yang diproduksi memiliki spesifikasi yang sama, tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lain. Artinya, suku cadang truk Dyna dapat dimanfaatkan untuk truk Dutro ataupun sebaliknya.

Kendati lahir dari satu pabrik yang sama, truk Dyna dan Dutro akan saling bersaing di pasar otomotif nasional. Dalam hal pemasaran, truk Dutro akan dijual oleh diler Hino dan truk Dyna akan dipasarkan diler Toyota.

Yang perlu dilakukan Toyota adalah memperkuat sumber daya manusia khususnya tenaga penjualan dan layanan purnajual truk Dyna.

"Kendati produknya sama, basis konsumennya tentu berbeda. Yang pasti, tujuan utamanya adalah melawan pesaing utama," ujar Johnny. (http://siti.munawaroh@bisnis.co.id/chamdan@bisnis.co.id)

Oleh Siti Munawaroh & Chamdan Purwoko
Wartawan Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar