![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJNtrBQu94dmwMmX7q5lIjkhm6PaDk0EYrGiJc3DcIO5n6ABsY-IUHbWWxDzJB5ABJWBBNct0rEOGjgCzF8hlIWsQMLZzAsGKZ1G_ST9i1kS5huYKBfxbfniKRgq0MCIhsLfeBf4Rv4vKq/s200/barry-lam.jpg)
Barry Lam termasuk warga pendatang di Taiwan. Lam kecil lahir di Shanghai pada tahun 1949. Ia kemudian besar di Hong Kong. Ayahnya adalah seorang akuntan di Hong Kong Club.
Baru setelah menginjak bangku kuliah Lam pindah ke Taiwan dan bermukim disana untuk menempuh pendidikan. Dia menamatkan pendidikan sarjana dan meraih gelar master di bidang tehnik dari National Taiwan University.
Lam memulai jalan bisnis pada tahun 1978. Berkongsi dengan beberapa temannya, pada tahun itu Lam mendirikan KINPO, pabrik yang menangani mesin hitung alias kalkulator.
Sebagai pemimpin, Lam mampu mengembangkan perusahaan ini menjadi besar dan menjadikan Kinpo sebagai pabrik kalkulator dengan kontrak terbesar.
Namun Lam tak puas dengan capain itu. Ia pun mulai mengendus tehnologi lain yang jauh lebih canggih dan berpotensi mendatangkan untung besar di masa depan.
Pada akhir tahun 1980-an, Lam yakin komputer jinjing alias laptop akan menjadi produk besar selanjutnya. Pada tahun 1988, Lam mendirikan Quanta Computer dengan bantuan salah satu ko
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWhqL0RitFokDA1jfiwgagDNluU9XuCgSXehswv3vuE7k885PHAmGITypyswViAdy_iLXREV_7vLo9f_8B0qlBhWJ0AepFg8ulNGaxvLjfw3KQM3dA42tBgpfaDNDItrC1m8nVsr6o2khe/s200/quanta.bmp)
Rahasianya adalah perpaduan keyakinan, keahlian di bidang tehnik, dan semangat usahawan yang dia miliki. Modal ini membuat Lam mendulang sukses mewujudkan kemajuan yang mengesankan dalam hal tehnologi di Taiwan.
Bahkan pada saat Quanta baru dua tahun berdiri, mereka sudah mampu memamerkan produknya dalam pameran perdagangan di Jerman. Melalui pameran ini, Quanta juga berhasil menarik minat dua perusahaan besar, Siemens dan Philips Electronics sebagai pelanggannya.
Pengalamannya menggeluti bisnis mesin hitung juga punya andil atas sukses Lam. Saat membuat kalkulator, ia banyak belajar mengenai penghematan energi desain produk yang ringan. Tapi, Lam cuma mengibaratkan dirinya seperti seorang koki jagoan yang harus membuat menu di restoran. "Seorang tukang masak bisa saja sangat inovatif, tapi keputusan akhir tetap di tangan para pelanggan" katanya.
Memberikan pilihan yang terbaik bagi pelanggan, menurut Lam adalah kunci sukses yang selama iniselalu ia lakukan. Jika ada satu pelanggan yang datang, langkah selanjutnya adalah menarik bagaimana bisa menarik pelanggan baru lainnya. Maka, model yang selalu terjaga menjadi kunci Lam untuk meningkatkan volume produksinya.
Krisis financial yang melanda Asia sepuluh tahun lalu terbukti tak menggoyangkan Quanta yang tetap bertahan. Bahkan pada tahun 2007 majalah Forbes sudah menempatkannya pada urutan ke 15 di antara perusahaan komputer terkemuka di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar