Kamis, 27 Maret 2014

Hino Fokus ke sektor konstruksi

Baru awal tahun, PT Hino Motor Sales Indonesia sudah merasakan angin tak segar di bisnis penjualan kendaraan alat berat. Pada kuartal pertama tahun ini, Hino memproyeksikan penjualan turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 8.208 unit.

Toshiro Mizutani, President Director PT Hino Motor Sales Indonesia mengatakan penurunan penjualan tak bisa terhindarkan lantaran di periode Januari dan Februari sempat mengalami gangguan distribusi. "Januari dan Februari penuh dengan bencana alam, ada banjir dan gunung Kelud sehingga penjualan melambat," ujar Toshiro.

Namun, Toshiro tak berani menyebutkan angka pasti penurunan penjualan di kuartal pertama tahun ini.

Merujuk kepada data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan Hino sampai Februari 2014 sebesar 5.396 unit. Jumlah ini turun 2,58% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 5.539 unit.

Di bulan Januari 2014, penjualan Hino turun menjadi 2.392 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, di bulan Februari lalu, penjualan Hino kembali menanjak menjadi 3.004 unit. Padahal, di Februari tahun lalu, penjualan alat berat Hino hanya 2.571 unit.

Meskipun penjualan sedikit terhambat, Hino tetap optimistis bisa mengejar target penjualan tahun ini. Di tahun ini, perusahaan itu membidik target penjualan sebanyak 38.000 unit atau bertumbuh sekitar 10,49% dari realisasi penjualan pada 2013 yang sebanyak 34.391 unit.

Beberapa hal yang dilakukan untuk memenuhi target adalah memperkuat layanan purnajual dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. J. Ralhan, Direktur PT Hino Motor Sales Indonesia yakin prospek alat berat di dalam negeri cukup bagus. Sebab, masih banyak proyek-proyek konstruksi yang membutuhkan alat berat. "Kebutuhan logistik di pelabuhan juga masih bertumbuh, jadi pasar masih tetap ada," katanya.

Tahun-tahun sebelumnya, penjualan alat berat selalu didominasi oleh sektor tambang. Namun, tahun ini, sektor tambang masih lesu. Sehingga Hino akan mengalihkan penjualan ke sektor lain.

Kendati demikian, selama ini, kontribusi penjualan paling besar adalah di sektor kargo sebanyak 50%. Sedangkan kontribusi di sektor pertambangan baru mencapai 30%. Sisanya sebesar 20% disumbang dari sektor konstruksi.

Nah, di tahun ini, Hino akan menggeber penjualan di sektor konstruksi ketimbang pertambangan. Dengan demikian, porsi penjualan konstruksi mencapai 30% dan sektor pertambangan hanya sekitar 20%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar